Buat Akun DQLab & Akses Kelas Data Science Python, R, SQL, Excel GRATIS!

Cara Memilih Model Machine Learning yang Tepat

Belajar Data Science di Rumah 14-Mei-2025
https://dqlab.id/files/dqlab/cache/bd65366b8beec81b7d00d59a3b821c50_x_Thumbnail800.jpeg

Bagi para pemula yang belum familiar dengan Machine Learning, maka ia bisa digambarkan sebagai kotak alat besar yang penuh dengan perkakas canggih, ada yang cepat, ada yang akurat, ada juga yang simpel tapi tetap handal. Tantangannya? Bukan cuma tahu semua jenis alatnya, tapi juga tahu kapan dan untuk apa alat itu digunakan. Inilah kenapa memilih algoritma Machine Learning yang tepat itu penting banget, terutama buat kamu yang sedang belajar data science, sedang magang, baru masuk dunia kerja, atau bahkan sedang mencoba berpindah jalur karier ke tech.


Bagi sebagian orang, memilih algoritma yang cocok bisa terasa seperti memilih menu di restoran sushi yang menunya ditulis dalam bahasa Jepang. Banyak istilah, terlalu banyak pilihan, dan semuanya terlihat “bagus”. Tapi, dengan pemahaman yang pas dan pendekatan yang sistematis, kamu bisa bikin keputusan yang lebih tepat juga!


1. Mengupas Definisi Algoritma Machine Learning

Sebelum masuk ke bagian pemilihan, penting banget untuk paham dulu: apa sih yang dimaksud dengan algoritma Machine Learning? Secara sederhana, algoritma ML adalah prosedur atau rumus matematis yang digunakan untuk membantu komputer belajar dari data. Sama seperti manusia belajar dari pengalaman, mesin juga belajar dari data historis agar bisa mengenali pola dan membuat prediksi di masa depan.


Algoritma-algoritma ini bisa dikategorikan berdasarkan jenis data yang digunakan dan tujuan pembelajarannya, misalnya supervised learning, unsupervised learning, hingga reinforcement learning. Nah, masing-masing kategori ini punya kumpulan algoritma unggulan seperti Linear Regression, Decision Tree, KNN, Random Forest, SVM, hingga Neural Network. Bayangkan algoritma ini seperti karakter dalam game—setiap karakter punya kekuatan dan kelemahan yang beda-beda.


2. Mengapa Memilih Algoritma yang Tepat Itu Penting?

Kenapa nggak asal pakai aja satu algoritma yang paling populer? Jawabannya: karena setiap jenis data dan masalah punya karakteristik unik. Misalnya, kalau kamu punya data yang bersifat non-linear, lalu pakai Linear Regression, bisa-bisa hasil prediksinya ngaco. Atau kalau datamu sangat besar dan kompleks, kamu butuh algoritma yang scalable dan efisien, bukan yang berat dan lambat.


Memilih algoritma yang sesuai bukan cuma soal akurasi, tapi juga soal efisiensi, interpretabilitas, kebutuhan bisnis, dan resource yang tersedia. Jadi, keputusan ini punya dampak besar terhadap kualitas hasil akhir dan performa sistem yang kamu bangun. Salah pilih bisa bikin modelmu overfitting, underfitting, atau bahkan gagal jalan sama sekali.


Baca juga: Mengenal NLP, Salah Satu Produk Machine Learning


3. Strategi Memilih Algoritma Machine Learning yang Tepat

Memilih algoritma Machine Learning yang tepat itu nggak bisa asal tebak. Ada langkah-langkah logis yang bisa kamu ikuti supaya prosesnya nggak bikin pusing. Nah, berikut ini panduan numerik yang bisa kamu jadikan pegangan:

  1. Pahami Masalah atau Kebutuhan
    Langkah pertama, kamu harus tahu dulu apa yang mau kamu pecahkan. Apakah itu klasifikasi (memilah kategori), regresi (memprediksi angka), clustering (mengelompokkan data), atau rekomendasi? Jenis masalah ini akan sangat memengaruhi algoritma yang cocok. Misalnya, untuk klasifikasi kamu bisa mulai dengan Logistic Regression atau Random Forest.

  2. Cek Bentuk dan Ukuran Data
    Setelah tahu jenis masalahnya, saatnya lihat data yang kamu punya. Apakah jumlah datanya kecil atau besar? Ada missing value? Sifat datanya linier atau kompleks? Kalau datanya kecil dan simpel, Linear Regression bisa cukup. Tapi kalau datanya besar dan banyak noise, Random Forest atau XGBoost lebih cocok.

  3. Tentukan Seberapa Cepat Hasil Dibutuhkan
    Kalau proyek kamu butuh hasil cepat, pilih algoritma yang ringan seperti Naive Bayes atau KNN. Tapi kalau kamu punya waktu lebih untuk training dan ingin performa maksimal, boleh coba model yang lebih kompleks seperti Neural Network.

  4. Pertimbangkan Interpretabilitas Model
    Apakah kamu perlu menjelaskan hasil model ke atasan non-teknis atau klien? Kalau iya, pilih model yang mudah dipahami seperti Decision Tree atau Logistic Regression. Tapi kalau nggak masalah modelnya seperti “black box”, kamu bisa eksplor Neural Network atau ensemble model.

  5. Evaluasi Performa Lewat Eksperimen
    Langkah selanjutnya: uji langsung model kamu. Gunakan teknik evaluasi seperti cross-validation, confusion matrix, atau RMSE (tergantung jenis masalah). Bandingkan beberapa algoritma untuk lihat mana yang paling stabil dan akurat.

  6. Perhatikan Resource yang Dimiliki
    Jangan lupakan kapasitas komputasi. Kalau kamu cuma pakai laptop, hindari model berat seperti deep learning. Tapi kalau kamu kerja di perusahaan dengan akses ke GPU atau cloud server, silakan eksplor lebih dalam.

  7. Iterasi dan eksplorasi terus
    Ini bagian paling penting adalah kamu harus mencoba terus. Jangan takut gagal di percobaan pertama. Semakin banyak kamu eksperimen, makin peka kamu sama “rasa” data dan algoritma mana yang paling cocok.


Baca juga: Bootcamp Machine Learning & AI for Beginner


4. Aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Pemilihan Algoritma

Satu hal penting yang kadang terlewat: business context. Kadang kamu bisa punya model yang akurat banget, tapi susah dijelaskan ke stakeholder. Dalam konteks tertentu, lebih baik pakai model yang lebih mudah dimengerti meskipun sedikit kurang akurat—misalnya Linear Regression dibandingkan Neural Network—karena bisa membantu pengambilan keputusan yang lebih cepat dan berbasis pemahaman.


Selain itu, jangan terjebak pada “hype”. Misalnya, deep learning memang keren, tapi kalau data kamu kecil dan masalahnya sederhana, itu bisa jadi overkill. Pilih yang sesuai, bukan yang paling canggih.


Dan terakhir, jangan takut gagal. Dunia Machine Learning itu iteratif. Model pertama mungkin gagal, tapi dari situ kamu belajar. Justru trial-and-error inilah yang membuatmu makin paham bagaimana karakteristik data berinteraksi dengan algoritma tertentu.


FAQ

Q: Apakah satu algoritma bisa cocok untuk semua jenis data?
A: Tidak. Setiap algoritma punya kelebihan dan kekurangan. Cocok tidaknya sangat tergantung pada tipe masalah, struktur data, dan kebutuhan spesifik proyek.

Q: Apa yang harus dilakukan jika dua algoritma memiliki performa yang mirip?
A: Perhatikan faktor seperti interpretabilitas, efisiensi waktu komputasi, dan preferensi pengguna akhir. Jika performanya serupa, pilih yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis.

Q: Apakah deep learning selalu lebih baik dari algoritma lain?
A: Tidak selalu. Deep learning bagus untuk data besar dan kompleks, tapi untuk masalah sederhana dan dataset kecil, model seperti Random Forest atau Logistic Regression bisa lebih optimal dan efisien.


Nah, jadi gimana? Kamu tertarik untuk mempelajari berbagai algoritma machine learning secara lebih dalam, serta menerapkannya untuk upgrade karir kamu? Yuk, segera Sign Up ke DQLab! Disini kamu bisa banget belajar dengan modul berkualitas dan tools sesuai kebutuhan industri dari dasar hingga advanced meskipun kamu nggak punya background IT, lho. Dilengkapi studi kasus yang membantu para pemula belajar memecahkan masalah secara langsung dari berbagai industri.


Tidak cuma itu, DQLab juga sudah menerapkan metode pembelajaran HERO (Hands-On, Experiential Learning & Outcome-based) yang dirancang ramah untuk pemula, dan telah terbukti mencetak talenta unggulan yang sukses berkarier di bidang data. Jadi, mau tunggu apa lagi? Yuk, segera persiapkan diri dengan modul premium atau kamu juga bisa mengikuti Bootcamp Machine Learning and AI for Beginner sekarang juga!


Penulis: Lisya Zuliasyari

Postingan Terkait

Mulai Karier
sebagai Praktisi
Data Bersama
DQLab

Daftar sekarang dan ambil langkah
pertamamu untuk mengenal
Data Science.

Buat Akun


Atau

Sudah punya akun? Login