Buat Akun DQLab & Akses Kelas Data Science Python, R, SQL, Excel GRATIS!

Cerita Alumni DQLab yang Berhasil Sertifikasi BNSP Demi Upgrade Karir

Belajar Data Science di Rumah 26-April-2025
https://dqlab.id/files/dqlab/cache/whatsapp-image-2025-05-06-at-152221-2025-05-07-103035_x_Thumbnail800.jpeg

Ironi dunia kerja yang sampai saat ini terjadi adalah masih banyak yang mengira sertifikasi hanya jadi pelengkap CV atau sekadar formalitas saat melamar kerja. Tapi bagi Haoking, seorang Data Analyst di Algoritmics, dan Alif, seorang Digital Marketing Consultant di Bandung, sertifikasi justru jadi titik balik yang mengubah arah karier mereka. Bukan cuma soal lulus ujian atau dapat selembar kertas, tapi bagaimana proses itu membuka pintu ke peluang yang sebelumnya tidak mereka bayangkan. Nah, kali ini MinQ mau berbagi kisah mereka berdua tentang pengalaman mengikuti sertifikasi, tantangan yang dihadapi, dan dampak nyatanya dalam pekerjaan sehari-hari yang bisa jadi juga relevan untuk Sahabat DQ semuanya! Yuk, langsung saja simak kisahnya!


1. Dampak Sertifikasi dalam Pekerjaan Sehari-hari

Tak bisa dipungkiri, sertifikasi punya dampak nyata dalam aktivitas kerja. Bagi Kak Alif, pendekatan data semakin memperkuat strategi pemasaran yang ia rancang.


"Kalau saya pribadi, dari skala 1 sampai 10, dampaknya 8,5. Karena saya butuh data untuk buat strategi marketing, termasuk saat bikin user persona. Sertifikasi bantu saya memahami behavior dan kebutuhan user dari sisi data." — Tutur Alif


Khususnya untuk digital marketing berbasis jasa, pemahaman terhadap data menjadi penentu arah dan efektivitas strategi. Hal ini menuntut bukan hanya intuisi, tapi juga kemampuan analitis yang solid.


Sementara itu, Haoking melihat sertifikasi sebagai proses penguatan internal. Ia merasa lebih percaya diri dan efisien dalam menggunakan tools yang sebelumnya jarang disentuh.


"Jadi sertifikasi itu bisa jadi sarana untuk memaksa kita berkembang. Dalam pekerjaan, saya jadi lebih confident, bisa optimalkan fitur Excel yang sebelumnya nggak pernah saya pakai." — Ungkap Haoking


Menariknya, ia juga membandingkan dua jenis sertifikasi yang ia ikuti: Excel dan BNSP. Menurutnya, sertifikasi Excel lebih ke teknikal tools, sementara BNSP membentuk pola pikir sebagai data analyst.


"Kalau BNSP itu lebih ke cara kita berpikir sebagai seorang data analis, bukan sekadar tools." — Lanjut Haoking


2. Perubahan Nyata Bagi Karir Setelah Sertifikasi

Apa sertifikasi hanya terasa di skill teknis? Nyatanya, tidak. Baik Haoking maupun Alif merasakan perubahan dari sisi eksternal—bagaimana orang lain memandang mereka.


"Sertifikasi itu ibarat testimoni dari lembaga, kayak Microsoft, atas kemampuan kita. Jadi orang lebih percaya, apalagi buat kerjaan sampingan atau proyek." — Ujar Haoking


Hal serupa dirasakan Kak Alif. Bahkan, sertifikasi yang ia ambil membuka jalan jadi trainer dan asesor.


"Habis sertifikasi saya bisa ngajar, jadi trainer, bahkan asesor. Padahal dulu saya belum tahu banyak tools-nya, tapi dipaksa belajar pas ujian. Dari situ scale up banget kemampuan saya." — Tutur Kak Alif


Dengan latar belakang data yang kuat, ia tak lagi hanya mengandalkan insting. Strategi kini lebih berbasis data—valid dan reliable.


"Kalau dulu strategi marketing cuma feeling, sekarang semua based on data. Jadi lebih valid dan bisa dipertanggungjawabkan." — Tambah Kak Alif


3. Motivasi untuk Calon Peserta Sertifikasi

Banyak orang ragu mengambil sertifikasi. Entah karena takut tidak sanggup, tidak relevan, atau merasa belum perlu. Tapi menurut Haoking dan Kak Alif, ini saatnya untuk berhenti ragu.


"Buat yang masih kuliah, baru kerja, atau mau switch karir, sertifikasi bisa jadi nilai tambah. Bukan cuma bisa, tapi ada pengakuan resmi. Ingat, sukses itu ketika kesiapan ketemu dengan kesempatan." — Tutur Haoking


Sementara dari sudut pandang Kak Alif, sertifikasi bukan hanya pengakuan, tapi juga proses pembelajaran yang memperkaya berbagai skill lainnya yang diperlukan di industri. Khususnya skill yang dibutuhkan di era revolusi digital ini.


"Awalnya saya juga bingung, ini gunanya buat apa. Tapi pas dijalanin, saya belajar analytic thinking, public speaking, bahkan data insight. Sertifikasi jadi nilai plus di mata rekruter." — Ungkap Kak Alif


Ia pun mengajak calon peserta untuk tidak menunda. Waktu tidak bisa diulang, dan setiap langkah kecil hari ini akan membentuk masa depan yang lebih baik.


4. Sertifikasi dan Masa Depan Dunia Kerja

Dalam dunia kerja modern, sertifikasi mulai jadi standar bukan hanya untuk profesional data, tapi hampir di semua sektor. Banyak perusahaan mulai mensyaratkan sertifikat sebagai bukti keahlian.


"Kalau saya punya sertifikat BNSP, Design Thinking, itu jadi nilai lebih. Bukan cuma portofolio, tapi juga licensing resmi yang jadi pembeda." — Ujar Kak Alif


Hal ini sejalan dengan tren industri yang mengedepankan kompetensi terbukti dan siap pakai.


5. Siapkah Kamu Ambil Langkah Berikutnya?

Kisah Haoking dan Kak Alif menunjukkan bahwa sertifikasi bukan cuma soal lulus ujian. Ini tentang membangun kepercayaan diri, mengembangkan pola pikir, dan membuka pintu-pintu baru dalam karir.


Dari data analyst hingga digital marketer, setiap profesi bisa berkembang lebih pesat dengan dasar kompetensi yang kuat dan terverifikasi. Kalau Sahabat DQ masih ragu, ingat satu hal dari Kak Haoking:


"Sukses itu ketika kesiapan bertemu dengan kesempatan. Dan sertifikasi adalah bentuk kesiapan itu." — Ujar Haoking


Jadi, sudah siap upgrade karir kamu hari ini? Yuk, langsung meluncur ke DQLab dan daftar Sertifikasi Kompetensi BNSP Ilmuwan Data (Data Scientist) sekarang juga!


Penulis: Lisya Zuliasyari


Nama Member Alif & Haoking
Alumni Program DQLab, Certified BNSP
Karir
Foto

https://dqlab.id/files/dqlab/cache/3df7e6ad96c98d96d05cc1bacd391b5c_x_Thumbnail300.jpg

Mulai Karier
sebagai Praktisi
Data Bersama
DQLab

Daftar sekarang dan ambil langkah
pertamamu untuk mengenal
Data Science.

Buat Akun


Atau

Sudah punya akun? Login