Contoh Teknik Analisis Data dalam Penelitian Etnografi
Bagi orang awam, teknik analisis data etnografi mungkin terdengar asing di telinga kalian. Tapi bicara soal teknik analisis data yang satu ini nyatanya kerap dijumpai untuk melihat persoalan di sekitar masyarakat. Berdasarkan definisinya, teknik analisis data etnografi atau etnometodologi adalah model penelitian kualitatif yang memiliki tujuan mendeskripsikan karakteristik kultural yang terdapat dalam diri individu atau sekelompok orang yang menjadi anggota sebuah kelompok masyarakat kultural.
Etnografi adalah metodologi yang didasarkan pada pengamatan langsung. Tentu saja saat melakukan etnografi juga penting untuk dihasilkan di lapangan sambil mempelajarinya, dan mengajukan pertanyaan kepada orang lain. Namun yang paling membedakan etnografi dari metodologi lainnya adalah peran yang lebih aktif ditugaskan pada gaya kognitif untuk mengamati, mengamati, melihat, dan meneliti.
Etnografi, seperti metodologi lainnya, bukan sekadar instrumen pengumpulan data. Etnografi lahir pada suatu momen tertentu dalam sejarah masyarakat dan ciri khas budayanya. Banyak jenis dan contoh penelitian yang mengusung konsep etnografi. Kira-kira apa aja sih contoh-contohnya dalam penelitian Etnografi? Simak langsung penjelasan lewat artikel ini ya sahabat DQ.
1. Etnografi Semiotik
Relasi semiotika dengan etnografi sampai pada kode-kode yang terdapat dalam masyarakat pengguna tanda. Terdapat lima jenis kode dalam etnografi semiotik, yakni:
1.Kode hermeneutik berhubungan dengan teks-teks (enigma) yang timbul ketika teks mulai dibaca. Siapakah tokoh ini? Bagaimanakah peristiwa itu berlanjut? Jadi, didaftarkan beragam istilah, tekateki yang dapat dibedakan, diduga, diformulasikan, dipertahankan, dan akhirnya disingkap. Apa sebenarnya istilah atau teka-teki tersebut. Kode ini disebut juga œSuara Kebenaran (The voice of Truth).
2.Kode proaretik (Suara Empirik) yang merupakan tindakan naratif dasar. Tindakan-tindakan yang dapat terjadi dalam beragam sekuen yang mungkin diindikasikan.
3.Kode semik (petanda dari konotasi atau pembicaraan yang ketat) merupakan kode relasi penghubung (medium relatic code) yang merupakan sebuah konotator dari orang, tempat, objek, yang pertandanya adalah sebuah karakter (sifat, atribut, predikat).
4.Kode simbolik (tema) yang bersifat tidak stabil dan dapat dimasuki melalui beragam sudut pendekatan. Kode ini berhubungan dengan polaritas (perlawanan) dan antitesis (pertentangan) yang mengizinkan berbagai relasi dan œpembalikan. Kode simbolik ini menandai sebuah pola yang mungkin diikuti orang.
5.Kode budaya (suara ilmu) sebagai referensi kepada sebuah ilmu atau lembaga pengetahuan (fisika, psikologi, sejarah, dll.) yang dihasilkan oleh masyarakat. Kode ini akan mengacu pada budaya yang ada dalam masyarakat dan diekspresikan dalam masyarakat tersebut.
Baca juga : Langkah-Langkah Menggunakan Teknik Analisis Data Kualitatif
2. Etnografi Kritis
Etnografi kritis adalah jenis penelitian etnografi di mana penulis tertarik memperjuangkan emansipasi kelompok yang terpinggirkan dalam masyarakat. Peneliti kritis biasanya berfikir dan mencari melalui penelitian mereka, melakukan advokasi terhadap ketimpangan dan dominasi.
Sebagai contoh, ahli etnografi kritis meneliti sekolah yang menyediakan fasilitas untuk siswa tertentu, menciptakan situasi yang tidak adil di antara anggota kelas sosial yang berbeda, dan membiarkan diskriminasi gender.
3. Etnografi Realis
Etnografi realis adalah pendekatan yang populer digunakan oleh para antropolog budaya. Dijelaskan Creswell, etnografi merefleksikan sikap tertentu yang diambil oleh peneliti terhadap individu yang sedang dipelajari. Etnografi realis adalah pandangan obyektif terhadap situasi, biasanya ditulis dalam sudut pandang orang ketiga, melaporkan secara obyektif mengenai informasi yang dipelajari dari para obyek penelitian di lokasi (Creswell, 2012:464).
Dalam etnografi realis ini:
Etnografer menceritakan penelitian dari sudut pandang orang ketiga, laporan pengamatan partisipan, dan pandangan mereka. Etnografer tidak menuliskan pendapat pribadinya dalam laporan penelitian dan tetap berada di belakang layar sebagai reporter yang meliput tentang fakta-fakta yang ada.
Peneliti melaporkan data objektif dalam sebuah bentuk informasi yangterukur, tidak terkontaminasi oleh bias, tujuan politik, dan penilaian pribadi. Peneliti dapat menggambarkan kehidupan seharihari secara detail antara orang-orang yang diteliti. Etnografer juga menggunakan kategori standar untuk deskripsi budaya (misalnya kehidupan keluarga, kehidupan kerja, jaringan sosial, dan sistem status). c. Etnografer menghasilkan pandangan partisipan melalui kutipan yang diedit tanpa merubah makna dan memiliki kesimpulan berupa interpretasi dan penyajian budaya
4. Studi Kasus
Studi kasus adalah sebuah pendekatan metode penelitian yang digunakan untuk mengkaji sebuah fenomena unik individu, organisasi, sosial dan politik. Metode studi kasus merupakan metode yang menjawab kelemahan pendekatan positivistik murni yang melihat secara parsial sebuah objek yang diteliti. Dalam pendekatan studi kasus, peneliti dimungkinkan untuk mempertahakan karakter holistic dan makna dalam peristiwa-peristiwa kehidupan nyata.
Dengan menggunakan studi kasus, œanalisa (intepretasi) menjadi mata pisau dalam mengamati fenomena yang terjadi. Studi kasus merupakan kritik dari postivistik yang melihat bahwa objektivitas dalam penelitian postivistik masih banyak kelemahan. Maka diperlukan pendekatan intepretif yang melihat dari sudut pandang yang lain. Selain itu studi kasus juga mampu menjawab konteks hubungan dari sebuah peristiwa melalui pendekatan analisa (feneomena multikasus)
5. Etnografi Holistik
Konsep holistik menjadi salah satu ciri khas dalam penelitian antropologi untuk menyusun etnografi suatu suku bangsa atau suatu masyarakat tertentu. Pengertian holistik adalah memahami keterkaitan antara satu unsur dengan unsur yang lain dalam sebuah kesatuan kebudayaan. Belajar etnografi berarti belajar tentang jantung dari ilmu antropologi, khususnya antropologi sosial.
Ciri khas dari metode penelitian lapangan etnografi ini adalah sifatnya yang menyeluruh dan terpadu (holistic-integratif), deskripsi yang kaya (thick description) dan analisis kualitatif dalam rangka mendapatkan cara pandang pemilik kebudayaan. Teknik pengumpulan data yang utama adalah observasi partisipasi dan juga wawancara terbuka dan mendalam yang dilakukan dalam jangka waktu relatif panjang, bukan kunjungan singkat dengan daftar pertanyaan terstruktur seperti pada penelitian survey.
Baca juga : Kesalahan Teknik Triangulasi dalam Teknik Analisis Data Kualitatif
Setelah data berhasil dikumpulkan, data harus diproses dan diolah untuk menghasilkan informasi yang berguna menggunakan teknik analisis data yang sesuai. Untuk mengekstrak data menjadi informasi, perlu teknik yang sesuai dengan karakteristik data sehingga hasil analisisnya akurat dan impactful.
Pengolahan data harus dilakukan secara cermat dan teliti karena hasilnya akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Penasaran apa saja teknik analisis yang bisa digunakan untuk pengolahan dana analisis data? Yuk belajar contoh dan macam teknik analisis data yang lainnya bersama DQLab!‚
Penulis: Reyvan Maulid