Eka Berhasil jadi Data Analyst Berkat Skill SQL: Ambil Online Course jadi Kunci Karir

Bagaimana bisa seorang lulusan IT merasakan kebingungan terhadap arah karirnya? Sampai akhirnya berhasil menemukan jalannya menjadi seorang Data Analyst berkat skill SQL dan semangat belajar mandiri? Inilah kisah inspiratif Eka Pramudianzah, yang sukses memanfaatkan online course dan bootcamp sebagai batu loncatan menuju dunia data.

Nah, tapi kira-kira bagaimana sih perjalanan, strategi, dan motivasi Eka hingga berhasil meraih karir di perusahaan besar? Yuk, simak kisah selengkapnya berikut ini!

1. Dari Jurusan IT ke Dunia Data: Awal Ketertarikan pada Analisis

Banyak yang berpikir bahwa latar belakang IT otomatis mengarahkan seseorang menjadi programmer atau teknisi jaringan. Namun tidak demikian bagi Eka Pramudianzah. Walau berasal dari jurusan teknik komputer dan jaringan sejak SMK, ternyata ia merasa tidak begitu klik dengan jurusan tersebut.

“Jadi kayak, ya, selama proses belajar sih agak males, sih... Lalu, akhirnya, dapat informasi bahwa di pemetaan itu pada saat penjurusan, di semester keempat itu, dapat info bahwa ada pemetaan untuk Networking Jaringan sama Data Science. Nah, itu saya dari situ mulai,” jelas Eka.

Perkenalan dengan mata kuliah sistem analis membuat Eka semakin tertarik dengan proses analisis, bukan sekadar teknis. Kecintaannya pada struktur dan alur sistem mendorongnya untuk menjelajahi lebih jauh tentang data dan akhirnya terjun ke dunia data science.

2. Awal Bertemu DQLab: Online Course yang Menjadi Titik Balik

Langkah awal Eka menuju dunia data ternyata tak langsung mulus. Ia sempat mencoba belajar melalui platform lain seperti Dicoding, namun saat pandemi datang, ia merasa kuliah terasa terlalu singkat. Di saat itulah ia memutuskan untuk memperkuat ilmunya dengan mengambil online course tambahan.

“Jadi, sumber belajarnya saya tambah lagi dengan ikut ambil online course di DQ Lab, sih,” ujar Eka.

Dengan memanfaatkan email kampusnya, Eka mulai belajar Python dasar dari DQLab. Meski sederhana, ini menjadi titik balik yang penting. Sejak itu, ia rutin mengikuti course dan bootcamp agar terus berkembang.

3. Dari Batch 11 ke Batch 17: Konsistensi Ikut Upgrade Skill dan Karir

Setelah lulus pada 2022, Eka tidak berhenti belajar untuk meningkatkan skillnya di bidang data. Meski sempat bekerja kontrak di berbagai tempat, ia terus mengisi waktunya dengan belajar dan membangun portofolio.

“Selama masa nganggur itu... saya buat portfolio, sih, Kak. Atau ikut online course dari DQLab, Dicoding, atau belajar mandiri dari YouTube,” ungkapnya.

Ia sempat mengikuti bootcamp Batch 11 dari DQLab, meski tidak selesai karena sedang menjalani proses adaptasi dengan lingkungan dan tim di tempat baru. Namun itu tak mematahkan semangatnya. Ia kembali bergabung di Batch 17, kali ini dengan semangat baru dan jadwal kerja yang lebih memungkinkan.

4. Skill SQL Menjadi Salah Satu Kunci Penentu Karir

Satu hal yang menjadi penentu Eka berhasil mendapatkan peran sebagai Data Analyst adalah penguasaan SQL. Menariknya, ia mulai mendalaminya secara serius setelah mendapat informasi dari recruiter bahwa kemampuan dalam menggunakan SQL akan sangat dibutuhkan secara dominan di tempat kerjanya.

“Karena waktu itu, recruiter saya menginformasikan bahwa data analis yang saya... akan lebih sering menggunakan SQL, sih, Kak,” terang Eka.

Rasa khawatir menghadapi tantangan di tempat kerja membuatnya makin giat belajar SQL. Untungnya, materi SQL di bootcamp live class DQLab berhasil ia kejar dan kuasai dengan baik. Kini, di tempat kerja terbarunya di PT Sinar Roda Utama, kemampuan SQL-lah yang membuatnya tampil percaya diri dan bisa menjalankan tugas dengan optimal.

5. Portofolio dan Proyek Jadi Senjata Ampuh untuk Apply Pekerjaan

Skill saja ternyata tidak cukup, menurut Eka. Ia juga menyiapkan portofolio data analytics yang menjadi nilai tambah saat melamar kerja. Portofolio yang dibangun dari hasil course dan project mandiri membuatnya lebih siap menghadapi wawancara kerja.

“Untuk itu, pasti ada, sih, Kak. Karena waktu itu juga, dari tempat kerja saya sekarang ini, untuk data analis itu menggunakan SQL, sih. Dari proses create data analis, data analis terus insert-insert itu…” jelasnya.

Dengan showcase portofolio dan skill yang relevan, Eka berhasil mengamankan posisi Data Analyst di perusahaan barunya.

6. Tips Sukses dari Eka untuk Calon Data Analyst

Menutup wawancara, Eka memberikan tiga tips praktis dan bermakna bagi siapa pun yang ingin masuk ke dunia data, terutama bagi mereka yang mungkin bukan dari latar belakang IT:

1. Mulai dari Niat dan Interest Pribadi

“Untuk mempelajari data itu harus muncul dari diri sendiri, sih. Faktor eksternal mungkin bisa memicu, tapi itu tidak bertahan lama.” kata Eka.

2. Eksplorasi dan Diskusi

“Harus lebih eksplor lagi, baik itu misalkan nanya ke Google atau ke senior. Diskusi itu penting untuk menyatukan pola pikir dan belajar dari pengalaman orang lain.” tambahnya.

3. Aktif dan Konsisten Bangun Portofolio

“Setelah bootcamp atau course, jangan berhenti di situ. Kembangkan portofolio secara berkala agar nggak lupa dan bisa terus improve.” pungkasnya.

7. Pentingnya Konsistensi dan Pembelajaran Berkelanjutan!

Kisah Eka Pramudianzah menunjukkan bahwa membangun karir sebagai Data Analyst bukanlah proses instan. Butuh eksplorasi, komitmen belajar, dan kemampuan untuk mengenali peluang. Online course, seperti yang ditawarkannya melalui DQLab, bisa menjadi jembatan penting yang mengubah arah karir seseorang. Dan yang paling penting, skill yang tepat seperti SQL, bila dikuasai dengan baik, bisa menjadi kunci pembuka banyak pintu.

“Kalau menurut saya, biar bikin kita sendiri pun nggak lupa, sih, Kak,” tutup Eka.

Jika kamu juga ingin memulai karir sebagai Data Analyst, mungkin inilah saatnya untuk mulai membangun skill SQL-mu dan memperkaya portofolio lewat Bootcamp Data Analyst with Python & SQL Siapa tahu, kisah Eka bisa jadi cerminan perjalanan sukses kamu berikutnya!

Penulis: Lisya Zuliasyari