Buat Akun DQLab & Akses Kelas Data Science Python, R, SQL, Excel GRATIS!

Pahami Bias-Variance Tradeoff untuk Model Machine Learning

Belajar Data Science di Rumah 13-Maret-2025
https://dqlab.id/files/dqlab/cache/2-longtail-senin-07-2025-03-14-211208_x_Thumbnail800.jpg

Dalam dunia machine learning, memiliki model yang akurat dan andal bukan hanya sekadar impian, tetapi juga kebutuhan. Bayangkan saja jika model yang kita buat terlihat sempurna di atas kertas tetapi gagal total saat diterapkan di dunia nyata. Kita jadi frustasi, bukan? Inilah yang sering terjadi ketika model hanya "menghapal" data training tanpa benar-benar memahami pola di dalamnya.


Lalu, bagaimana caranya memastikan bahwa model kita bisa bekerja dengan baik dalam berbagai skenario? Jawabannya ada pada teknik yang sering diabaikan namun sangat krusial yakni cross validation. Nah, tapi apa dan bagaimana sih sebenenarnya cross validation itu? Yuk, kita kupas lebih dalam!


1. Mengenal Teknik Cross Validation dalam Validasi Data Training

Cross validation adalah teknik dalam machine learning yang digunakan untuk mengevaluasi performa model dengan lebih akurat. Dalam istilah sederhana, ini adalah cara untuk menguji apakah model yang kita buat hanya cocok untuk data training atau benar-benar bisa bekerja dengan baik pada data baru. Teknik ini dilakukan dengan membagi dataset menjadi beberapa bagian, kemudian melatih dan menguji model pada bagian-bagian yang berbeda untuk mendapatkan gambaran performa yang lebih komprehensif.


2. Pentingnya Cross Validation dalam Proses Validasi Data Training

Salah satu tantangan terbesar dalam machine learning adalah overfitting, yaitu ketika model terlalu "menghapal" data training sehingga tidak bisa bekerja dengan baik pada data baru. Jika kita hanya mengandalkan satu kali pembagian data menjadi training dan testing, bisa jadi hasilnya kurang representatif. Cross validation membantu mengatasi masalah ini dengan memberikan evaluasi yang lebih adil terhadap performa model.


Selain itu, teknik ini sangat berguna dalam skenario di mana kita memiliki dataset yang relatif kecil. Dengan cross validation, kita bisa memaksimalkan penggunaan data yang ada untuk melatih dan menguji model tanpa perlu mengorbankan akurasi prediksi.

Baca juga: Mengenal NLP, Salah Satu Produk Machine Learning


3. Teknik Cross Validation Data Training

Cross validation memiliki beberapa teknik yang powerful untuk digunakan dalam machine learning. Berikut beberapa diantaranya:

  • K-Fold Cross Validation

    Metode ini membagi dataset menjadi k bagian atau fold yang sama besar. Model dilatih menggunakan k-1 bagian dan diuji pada bagian yang tersisa. Proses ini diulang sebanyak k kali, dengan setiap bagian berperan sebagai data testing satu kali. Hasil akhirnya adalah rata-rata dari semua iterasi tersebut. Semakin besar nilai k, semakin akurat estimasi performa model.

  • Stratified K-Fold Cross Validation

    Mirip dengan K-Fold, tetapi memastikan bahwa distribusi kelas dalam setiap fold tetap seimbang. Ini sangat penting untuk dataset yang tidak seimbang, seperti klasifikasi dengan data mayoritas dan minoritas yang berbeda jauh.

  • Leave-One-Out Cross Validation (LOOCV)

    Dalam metode ini, setiap sampel dalam dataset akan menjadi data uji secara bergantian, sementara sisanya digunakan sebagai data training. Teknik ini memberikan evaluasi yang sangat detail tetapi bisa sangat mahal secara komputasi.

  • Time Series Cross Validation

    Untuk data berbasis waktu, pendekatan klasik tidak selalu cocok karena urutan waktu harus dipertahankan. Dalam metode ini, model diuji menggunakan data yang lebih baru, sementara data lama digunakan sebagai data training, memastikan bahwa model tidak melihat "masa depan" saat dilatih.


Baca juga: Bootcamp Machine Learning & AI for Beginner


4. Aspek Penting Cross Validation yang Harus Diperhatikan

Walaupun cross validation adalah teknik yang powerfult, namun ada beberapa aspek penting berikut ini yang perlu diperhatikan agar hasilnya lebih optimal

  • Waktu dan Sumber Daya Komputasi – Semakin banyak fold yang digunakan, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk melatih dan menguji model.

  • Bias dan Variance Trade-off – Memilih jumlah fold yang terlalu kecil bisa meningkatkan bias, sedangkan jumlah yang terlalu besar bisa menyebabkan model terlalu kompleks.

  • Pemilihan Metode yang Tepat – Gunakan metode yang sesuai dengan karakteristik dataset, terutama jika bekerja dengan data tidak seimbang atau berbasis waktu.


FAQ

  1. Apakah cross validation hanya digunakan untuk supervised learning?
    Tidak, meskipun lebih umum digunakan dalam supervised learning, beberapa variasi juga bisa diterapkan dalam unsupervised learning, terutama dalam validasi clustering.

  2. Berapa jumlah fold yang ideal dalam K-Fold cross validation?
    Tergantung pada dataset, tetapi biasanya 5 atau 10 fold adalah pilihan yang umum digunakan karena memberikan keseimbangan antara bias dan varians.

  3. Apakah cross validation bisa diterapkan di deep learning?
    Bisa, tetapi dalam deep learning yang biasanya memiliki dataset besar, cross validation jarang digunakan karena biaya komputasi yang tinggi. Sebagai gantinya, metode seperti validasi set klasik lebih sering diterapkan.


Nah, jadi gimana? Kamu tertarik untuk mempelajari Cross Validation Training Data secara lebih dalam, serta menerapkannya untuk optimalisasi machine learning kamu? Yuk, segera Sign Up ke DQLab! Disini kamu bisa banget belajar dengan modul berkualitas dan tools sesuai kebutuhan industri dari dasar hingga advanced meskipun kamu nggak punya background IT, lho. Dilengkapi studi kasus yang membantu para pemula belajar memecahkan masalah secara langsung dari berbagai industri.


Tidak cuma itu, DQLab juga sudah menerapkan metode pembelajaran HERO (Hands-On, Experiential Learning & Outcome-based) yang dirancang ramah untuk pemula, dan telah terbukti mencetak talenta unggulan yang sukses berkarier di bidang data. Jadi, mau tunggu apa lagi? Yuk, segera persiapkan diri dengan modul premium atau kamu juga bisa mengikuti Bootcamp Machine Learning and AI for Beginner sekarang juga!


Penulis: Lisya Zuliasyari

Mulai Karier
sebagai Praktisi
Data Bersama
DQLab

Daftar sekarang dan ambil langkah
pertamamu untuk mengenal
Data Science.

Buat Akun


Atau

Sudah punya akun? Login