Tips Jitu Melamar Kerja sebagai Data Analyst

Banyak orang tertarik masuk ke dunia data, tapi sering bingung harus mulai dari mana ketika melamar kerja sebagai data analyst. Posisi ini sekarang jadi salah satu pekerjaan paling dicari di era digital. Menurut laporan LinkedIn Jobs on the Rise, permintaan untuk data-related roles meningkat drastis dalam 5 tahun terakhir, dan data analyst jadi salah satu posisi yang paling dicari perusahaan teknologi maupun non-teknologi.
Namun, tingginya minat orang untuk masuk ke profesi ini membuat persaingan semakin ketat. Tidak cukup hanya kirim CV dan berharap dipanggil interview. Ada strategi yang harus kamu kuasai: mulai dari skill teknis, portofolio, hingga cara membangun personal branding. Artikel ini akan membahas hal-hal penting yang bisa membuatmu lebih percaya diri dan menonjol saat melamar.
1. Kuasai Skill Teknis yang Jadi Syarat Utama
Seorang data analyst wajib menguasai beberapa tools dan bahasa pemrograman. Skill paling dicari perusahaan antara lain:
SQL: bahasa standar untuk mengolah data di database.
Python atau R: untuk analisis data, visualisasi, hingga machine learning sederhana.
Excel/Google Sheets: meskipun terkesan basic, masih jadi tools favorit banyak perusahaan.
Tableau/Power BI: untuk membuat dashboard interaktif yang bisa dipahami oleh manajemen.
Contoh nyata: jika kamu melamar di perusahaan e-commerce, biasanya kamu akan diuji kemampuan SQL untuk mengekstrak data transaksi, lalu diminta membuat analisis pola belanja pelanggan.
Baca juga: Bootcamp Data Analyst with Python & SQL
2. Bangun Portofolio dengan Proyek Nyata
Portofolio adalah bukti konkret bahwa kamu bisa mengolah data. Jangan hanya tuliskan “menguasai SQL” di CV, tapi tunjukkan lewat proyek nyata. Beberapa ide portofolio:
Analisis dataset publik (misalnya dataset COVID-19, data transportasi, atau data finansial).
Buat visualisasi interaktif di Tableau Public atau Power BI.
Posting hasil analisis di GitHub atau Medium agar recruiter bisa melihat karya nyatamu.
Pro tip: banyak recruiter lebih tertarik pada kandidat yang punya hands-on project dibanding yang hanya mencantumkan skill.
3. Sesuaikan CV dan Cover Letter dengan Perusahaan
Salah satu kesalahan umum pelamar adalah menggunakan CV yang sama untuk semua perusahaan. Padahal, tiap industri punya fokus berbeda.
Jika melamar di perbankan, tekankan skill analisis risiko dan kepatuhan regulasi.
Jika melamar di startup e-commerce, tonjolkan kemampuan analisis perilaku pengguna.
Jika melamar di perusahaan konsultan, highlight pengalaman storytelling dengan data untuk membantu klien mengambil keputusan.
Cover letter juga jangan klise. Ceritakan motivasi personal, misalnya: “Saya percaya bahwa analisis data bisa membantu perusahaan retail memahami pelanggan lebih baik dan meningkatkan loyalitas mereka.”
4. Latihan Menghadapi Tes Teknis & Studi Kasus
Hampir semua perusahaan akan memberikan tes teknis sebelum interview. Bentuk tes biasanya:
SQL test: query sederhana hingga kompleks untuk menganalisis dataset.
Python test: analisis data dengan Pandas, Matplotlib, atau NumPy.
Studi kasus: misalnya, “Dari data transaksi pelanggan, tentukan segmen pelanggan dan beri rekomendasi strategi bisnis.”
Tips: sebelum interview, latih diri dengan dataset publik di Kaggle atau ikuti mini project di DQLab. Ini akan melatih kemampuan problem-solving sehingga kamu tidak kaget saat menghadapi soal nyata.
5. Tunjukkan Soft Skills dan Personal Branding
Menjadi data analyst bukan hanya soal angka dan coding. Recruiter juga mencari kandidat yang bisa mengkomunikasikan insight dengan jelas ke stakeholder non-teknis. Soft skills penting meliputi:
Communication skill: mampu menjelaskan analisis dalam bahasa sederhana.
Business acumen: mengerti konteks bisnis, bukan sekadar hitung-hitungan.
Teamwork: karena biasanya bekerja bareng data engineer, scientist, dan tim bisnis.
Selain itu, bangun personal branding. Aktif di LinkedIn, bagikan hasil analisis sederhana, atau ikut komunitas data science. Kandidat yang terlihat aktif biasanya lebih dilirik recruiter.
Baca juga: Data Analyst vs Data Scientist
Melamar kerja sebagai data analyst bukan hanya soal mengirim CV, tapi tentang bagaimana kamu menunjukkan skill, portofolio, dan keunikanmu. Dengan persiapan matang mulai dari hard skill, portofolio, latihan tes teknis, hingga personal branding, peluangmu lolos seleksi akan jauh lebih besar.
Kalau kamu ingin belajar step-by-step dengan kurikulum terstruktur sekaligus membangun portofolio profesional, coba ikuti program Bootcamp Data Analyst with Python and SQL dari DQLab. Program ini dirancang untuk pemula hingga menengah, lengkap dengan proyek nyata yang bisa langsung kamu masukkan ke portofolio. Yuk, sign up sekarang dan mulai perjalananmu menjadi data analyst bersama DQLab!