Contoh Data Sekunder Dalam Kehidupan Masyarakat
Data sekunder adalah sumber data yang didapatkan secara tidak langsung, dimana telah ada orang lain yang telah mengumpulkannya lebih dulu. Karena peneliti bukan lah orang pertama yang mengumpulkan data ini, sehingga peneliti tidak bisa memastikan keakuratan dari data yang akan digunakan sebagai sumber data. Namun karena kemudahan untuk mendapatkannya, data ini kerap kali digunakan dalam penelitian. Di beberapa penelitian, data sekunder akan digunakan sebagai pelengkap dari data primer, namun di beberapa penelitian lainnya, data sekunder dijadikan sebagai satu-satunya sumber data penelitian.
Sumber untuk mendapatkan data sekunder sangatlah beragam, mulai dari instansi pemerintah yang harus dikunjungi secara langsung, website resmi baik dari pemerintah maupun swasta, perusahaan, jurnal, dan masih banyak lagi sumber eksternal lainnya. Nah, tanpa kita sadari, dalam kehidupan bermasyarakat juga sebenarnya banyak data sekunder yang bisa dimanfaatkan. Umumnya data-data ini akan dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik melalui sensus. Kira-kira apa saja sih contohnya? Yuk, simak artikelnya!
1. Data Kelahiran
Data yang pertama adalah data kelahiran atau yang dikenal dengan istilah natalitas. Tidak bisa kita pungkiri, kelahiran baru akan terus terjadi setiap harinya. Natalitas yang terjadi setiap harinya akan dicatat per wilayah, baik dalam provinsi, kabupaten, desa, dan seterusnya. Natalitas ini akan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan jumlah penduduk. Menurut Bambang Utoyo dalam buku Geografi, angka kelahiran atau fertilitas dapat digolongkan dalam tiga jenis, yaitu angka kelahiran kasar, angka kelahiran umum, serta angka kelahiran menurut kelompok usia.
Baca juga : Teknik Pengumpulan Data Sekunder, Apa Saja Sumber Data yang Bisa Digunakan?
2. Data Kematian
Selain data kelahiran, data kematian atau yang dikenal dengan mortalitas juga termasuk contoh data sekunder yang bisa kita temui dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap harinya di berbagai wilayah pasti akan ada orang yang mengalami kematian. Terjadinya kematian juga pasti akan mempengaruhi jumlah penduduk yang ada. Sebenarnya, tinggi rendahnya angka kematian dalam suatu wilayah bisa disebabkan oleh banyak faktor, misalnya bencana alam, konflik, fasilitas kesehatan yang kurang memadai, serta faktor ekonomi yang tidak memungkinkan mereka untuk berobat.
3. Data Perpindahan Penduduk
Data selanjutnya yang mungkin juga sering kita temui dan bisa dimanfaatkan sebagai data sekunder adalah data perpindahan penduduk atau yang dikenal dengan istilah migrasi. Ternyata perpindahan penduduk ini juga bisa mempengaruhi jumlah penduduk yang ada. Migrasi ini dapat dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu imigrasi (perpindahan penduduk dari luar negeri ke dalam negeri), emigrasi (perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar negeri), urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota), serta transmigrasi (perpindahan penduduk dari daerah padat penduduk ke daerah yang jarang bahkan tidak ada penduduk).
4. Data Hasil Panen Padi
Data selanjutnya yang juga bisa dimanfaatkan sebagai data sekunder adalah hasil panen padi. Seperti yang kita ketahui bersama, beras hingga saat ini masih menjadi makanan pokok mayoritas masyarakat di Indonesia. Sehingga pencatatan data hasil panen padi ini terbilang cukup penting. Badan Pusat Statistik juga mengupdate data hasil panen ini secara terus menerus setiap tahunnya. Data hasil panen ini dapat digunakan untuk melihat produktivitas (berapa jumlah panen berdasarkan luas tanah yang digunakan).
Baca juga : Metode Pengumpulan Data Sekunder, Bisa Menggunakan Apa Saja Sih?
5. Penasaran Data Sekunder Bisa Diolah dengan Tools Apa Saja? Yuk, Belajar Bareng DQLab!
Setelah mengetahui berbagai contoh data sekunder, kita mungkin mulai bertanya, tools apa sih yang bisa dimanfaatkan untuk mengolah data ini? Tak perlu pusing-pusing, karena sebenarnya data sekunder sama saja dengan data primer yang bisa diolah dengan berbagai bahasa pemrograman seperti R dan Python. Jika sudah dimasukkan ke dalam Database kamu bisa mengaksesnya dengan SQL. Kamu bisa mempelajari ketiga bahasa pemrograman ini dengan cara mengambil kursus dan menjadi member premium DQLab. Kamu cukup membayar 32.500 per bulan untuk mengakses semua modul yang ada di DQLab. Yuk, tunggu apa lagi? Buruan gabung menjadi member DQLab!
Penulis : Gifa Delyani Nursyafitri