Contoh Data Sekunder dalam Kehidupan Sehari-Hari
Data sekunder merupakan salah satu jenis data yang sering digunakan dalam penelitian. Berdasarkan cara mengumpulkan data, data akan dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk membagikan kuesioner, melakukan observasi, ataupun survey. Sementara data sekunder merupakan data yang didapatkan dengan cara menggunakan data yang telah ada sebelumnya atau telah dikumpulkan oleh orang lain.
Pembagian data primer dan data sekunder juga berdampak pada sebutan untuk penelitian yang dilakukan. Penelitian yang hanya menggunakan data sekunder akan disebut sebagai penelitian sekunder, sementara penelitian yang menggunakan data primer akan dinamakan dengan penelitian primer. Selain itu, ternyata ada juga penelitian yang mengkombinasikan data primer dan data sekunder sebagai sumber datanya atau dikenal dengan mix method. Nah, berbicara tentang data sekunder, sebenarnya apa saja sih contoh data sekunder?
1. Data Peserta Didik
Setiap lembaga pendidikan baik yang bersifat formal maupun non formal pasti memiliki data dari peserta didiknya, baik itu informasi pribadi seperti nama, tanggal lahir, alamat, dll, hingga data yang berhubungan dengan kemampuan akademik dari peserta didik. Data peserta didik menjadi sangat penting karena pihak lembaga pendidikan pasti akan membuat laporan atau membutuhkan arsip di kemudian harinya. Data ini menjadi salah satu contoh data sekunder yang sering digunakan dalam penelitian karena proses untuk mendapatkannya terbilang mudah dan tidaklah ribet.
Baca juga : Teknik Pengumpulan Data Sekunder, Apa Saja Sumber Data yang Bisa Digunakan?
2. Data Kesehatan
Data sekunder lainnya yang sering digunakan dalam penelitian sekunder adalah data kesehatan seperti data rekam medis ataupun kumpulan nama pasien yang mengalami penyakit tertentu yang ingin diteliti. Umumnya data-data ini bisa digunakan untuk melihat apakah obat dengan kandungan tertentu bisa berpengaruh terhadap penyembuhan, atau bahkan kita bisa menghitung tingkat survival atau peluang bertahan hidup secara matematis. Meskipun hasil tersebut tidaklah 100% akurat karena ada faktor lain yang mempengaruhi dan tidak bisa dihindari, misalnya campur tangan Tuhan, namun setidaknya hasil tersebut cukup mampu menggambarkan keadaan pasien.
3. Data Kependudukan
Data kependudukan juga termasuk data sekunder yang mudah untuk didapatkan dan sering digunakan dalam penelitian. Setiap tahun, jumlah penduduk pasti akan mengalami perubahan baik mengalami penurunan maupun mengalami peningkatan. Ada banyak faktor yang membuat data penduduk terus mengalami perubahan, yaitu natalitas (kelahiran), mortalitas (kematian), dan migrasi (perpindahan penduduk). Di dalam data kependudukan biasanya akan memperlihatkan jumlah penduduk dari setiap daerah berdasarkan kelompok jenis kelamin maupun kelompok umur. Data kependudukan ini bisa didapatkan melalui website Badan Pusat Statistik (BPS).
4. Review Google & Website Lainnya
Pernahkah kalian melihat review suatu tempat di google sebelum mengunjunginya? Atau mungkin kalian sering memperhatikan review aplikasi sebelum mendownload nya? Ternyata review-review tersebut merupakan salah satu contoh data sekunder yang sering digunakan untuk melihat sentimen penggunanya, apakah akan condong ke sentimen positif, sentimen negatif atau bahkan netral. Kecanggihan teknologi membuat data yang ada di google maupun website lainnya bisa didapatkan dengan mudah. Peneliti bisa memanfaatkan yang namanya web scraping untuk mendapatkan data tersebut.
Baca juga : Metode Pengumpulan Data Sekunder, Bisa Menggunakan Apa Saja Sih?
5. Penasaran Data Sekunder Bisa Diolah dengan Tools Apa Saja? Yuk, Belajar Bareng DQLab!
Setelah mengetahui berbagai contoh data sekunder, kita mungkin mulai bertanya, tools apa sih yang bisa dimanfaatkan untuk mengolah data ini? Tak perlu pusing-pusing, karena sebenarnya data sekunder sama saja dengan data primer yang bisa diolah dengan berbagai bahasa pemrograman seperti R dan Python. Jika sudah dimasukkan ke dalam Database kamu bisa mengaksesnya dengan SQL. Kamu bisa mempelajari ketiga bahasa pemrograman ini dengan cara mengambil kursus dan menjadi member premium DQLab. Kamu cukup membayar 32.500 per bulan untuk mengakses semua modul yang ada di DQLab. Yuk, tunggu apa lagi? Buruan gabung menjadi member DQLab!
Penulis : Gifa Delyani Nursyafitri