Kenali Sumber Data Sekunder dan Primer untuk Penelitian
Data sekunder dan data primer adalah hal yang sangat penting dalam penelitian. Tanpa ada data, tentu penelitian itu akan berubah menjadi opini semata sehingga akan bersifat subjektif dan tidak bisa dijadikan dasar pengambilan keputusan. Data primer dan data sekunder tidak hanya digunakan untuk penelitian yang dilakukan di bidang akademik, data-data ini juga akan menjadi bahan untuk melakukan analisis keadaan perusahaan sehingga menjadi dasar untuk memutuskan langkah apa yang akan diambil oleh perusahaan agar bisa bertahan dari kompetitornya serta untuk meningkatkan performa perusahaan.
Data sekunder dan data primer dapat dibedakan berdasarkan cara pengumpulannya. Data primer dikumpulkan langsung oleh peneliti dengan cara terjun langsung ke lapangan dan bertemu dengan narasumber. Sementara data sekunder merupakan data yang telah ada atau telah dikumpulkan oleh peneliti yang melakukan penelitian sebelumnya. Perbedaan ini kemudian membuat sumber untuk mendapatkan kedua data ini juga menjadi berbeda. Sebenarnya apa saja sih sumber yang bisa dimanfaatkan untuk mengumpulkan data ini?
1. Kuesioner
Untuk data primer, kuesioner merupakan salah satu sumber data yang bisa dimanfaatkan. Untuk beberapa penelitian yang masih bersifat tradisional, kuesioner masih harus dibagikan langsung ke setiap narasumber yang telah di sampel. Namun perkembangan teknologi melahirkan cara baru untuk mengumpulkan kuesioner, yaitu secara online. Sehingga peneliti dapat menjangkau lebih banyak orang tanpa harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak. Semakin banyak orang yang mengisinya, maka data yang dihasilkan akan semakin bervariasi dan dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Namun meskipun begitu, peneliti tetap harus menentukan batasan dari penelitiannya, loh, agar penelitian yang dilakukan menjadi lebi terarah.
Baca juga : Teknik Pengumpulan Data Sekunder, Apa Saja Sumber Data yang Bisa Digunakan?
2. Interview
Sumber data primer lainnya yang bisa dimanfaatkan adalah dengan mewawancarai narasumber. Umumnya proses pengumpulan wawancara ini akan dijadikan sumber data yang tergolong sebagai data kualitatif atau data yang mementingkan kualitas, dimana data yang diberikan oleh narasumber tidak cukup untuk diukur dengan angka. Saat ini proses interview tidak hanya bisa dilakukan dengan cara bertatap muka secara langsung, namun juga bisa dilakukan secara virtual melalui aplikasi yang memperbolehkan untuk berkomunikasi melalui video. Untuk melakukan interview harus dimiliki skill tertentu untuk mendapat informasi yang lebih dalam dari narasumber. Semakin mendalam informasi yang didapatkan, maka datanya akan semakin berkualitas.
3. Jurnal
Setelah membahas sumber data primer, kita selanjutnya akan masuk ke sumber data sekunder. Salah satunya adalah jurnal. Peneliti bisa mendapatkan data sekunder dari jurnal-jurnal yang telah dipublikasikan baik secara nasional maupun internasional. Namun karena data sekunder merupakan data yang telah digunakan dalam penelitian yang telah lalu, pastikan bahwa data yang akan digunakan itu masih relevan dengan keadaan saat ini. Salah satu cara untuk mengakalinya adalah dengan mencari jurnal-jurnal terbaru yang sesuai dengan tema yang akan diangkat.
4. Website
Sumber data sekunder lainnya adalah website, baik itu website resmi milik pemerintah maupun website milik swasta yang terpercaya. Proses mendapatkan data melalui website terbilang sangatlah mudah karena tidak memerlukan waktu yang lama untuk mengunjungi instansi yang memiliki data yang dibutuhkan. Peneliti hanya perlu menyiapkan laptop/komputer serta kuota internet. Beberapa website memperbolehkan peneliti untuk mendownload datanya secara langsung, namun ada juga yang tidak menyediakan pilihan tersebut. Namun tenang saja, kamu bisa memanfaatkan web scraping untuk mendapatkan datanya.
Baca juga : Metode Pengumpulan Data Sekunder, Bisa Menggunakan Apa Saja Sih?
5. Apakah Tools Pengolahan Data Primer dan data Sekunder Juga Berbeda? Yuk, Cari Tahu Bareng DQLab!
Meskipun data primer dan data sekunder berbeda, namun ternyata kedua data ini bisa diolah dengan tools yang sama. Contohnya adalah dengan menggunakan berbagai bahasa pemrograman seperti R dan Python. Jika sudah dimasukkan ke dalam Database kamu bisa mengaksesnya dengan SQL. Kamu bisa mempelajari ketiga bahasa pemrograman ini dengan cara mengambil kursus dan menjadi member premium DQLab. Kamu cukup membayar 32.500 per bulan untuk mengakses semua modul yang ada di DQLab. Yuk, tunggu apa lagi? Buruan gabung menjadi member DQLab!
Penulis : Gifa Delyani Nursyafitri